Pranala (link): https://kbbi.web.id/bambu+bungkok
-- ater bambu yang tingginya mencapai 15 m, buluhnya berwarna hijau tua, digunakan untuk pipa air, dinding rumah, dan pagar, rebungnya bisa untuk bahan sayuran; Gigantochloa atter;
-- batu bambu yang berasal dari India dan Myanmar, tinggi buluhnya mencapai 10—15 m, bergaris tengah 5 cm, berwarna hijau dan berdinding tebal dibiakkan dengan biji atau rimpangnya; Dendrocalamus strictus;
-- betung bambu yang batangnya besar dan dapat dijadikan tiang rumah; Dendrocalamus asper;
-- bungkok bambu yang berasal dari Sumatra dan Jawa, tingginya mencapai 10 m, bergaris tengah 8 cm, dan dibiakkan dengan rimpangnya; Schizotachyum caudatum;
-- cangkoreh jenis bambu memanjat, berumpun jarang, tidak berlubang, bermiang kasar, berwarna hijau tua; Dinochloa scandens;
-- cina bambu kerdil untuk pagar hidup;
-- duri bambu yang pada buku batang dan rantingnya tumbuh duri; Bambusa blumeana;
-- duri ori bambu yang berbentuk tegak dan bercabang lebih renggang, berdaun pelepah yang bermiang lebat, berwarna gelap dan tanpa kuping pelepah buluh; Bambusa arundinaceae;
-- embong jenis bambu memanjat, rumpunnya rapat, buluhnya mencapai tinggi 30 m, bergaris tengah 5 cm, ditemukan di daerah Jawa Timur; Bambusa horsfieldii;
-- gila permainan yang menggunakan bambu sebagai alat (Ambon);
-- gombong bambu yang tingginya mencapai 20 m, bergaris tengah 10 cm, berwarna hijau, digunakan sebagai bahan anyaman dan kerajinan tangan; Gigantochloa verticillata;
-- hitam bambu ater;
-- jalur bambu yang tingginya mencapai 7,5 m, berwarna hijau; merupakan bambu asli Malaysia dan Indonesia bagian barat (Jawa, Kalimantan, dan Sumatra); Schizostachyum longispiculatum;
-- jepang bambu yang berasal dari Jepang, tumbuh merumpun, batang lurus mirip kawat, meruncing, berukuran tinggi mencapai 7,1 m, berdiameter 2—10 cm, berwarna hijau dan dipenuhi bintik-bintik kekuningan; Dracaerna godreffiana;
-- kuning bambu yang kuning warnanya; Bambusa vulgaris;
-- lengka bambu yang tingginya mencapai 12 m, bergaris tengah 2—5 cm, berwarna hijau tua, digunakan untuk pagar, dinding rumah atau dangau di sawah; Gigantochloa nigrociliata;
-- lengka tali bambu yang tingginya mencapai 6 m, berwarna hijau tua bergaris tengah 3—5 cm, rebungnya dapat dimakan, Gigantochloa hasskarliana;
-- pagar bambu yang tingginya mencapai 8 m, bergaris tengah 2 cm, berwarna hijau, karena rumpunnya rapat sekali sering digunakan sebagai pagar; Bambusa glaucescens;
-- perling bambu yang tingginya mencapai 15 m, bergaris tengah 5 cm, berwarna hijau tua, rebungnya dapat dimakan; Schizostachyum zollingeri;
-- runcing bambu yang diruncingkan ujungnya, dipakai sebagai senjata dalam perang merebut kemerdekaan; tombak bambu;
-- sembilang bambu yang tingginya mencapai 30 m, bergaris tengah mencapai 3 m, berasal dari Myanmar dan Siam; Dendrocalamus giganteus;
-- talang bambu yang tingginya mencapai 15 m, bergaris tengah antara 8—10 cm, banyak digunakan sebagai bahan atap, dinding, dan lantai rumah adat Toraja; Schizostachyum brachycladium;
-- tali bambu yang batangnya (setelah dibelah-belah) dapat dijadikan tali; Gigantochloa apus;
-- tamiang bambu yang tingginya mencapai 10 m dan garis tengahnya 2—4 cm, berwarna hijau tua, berasal dari Indonesia menyebar ke Semenanjung Malaysia, Kamboja, dan Vietnam, digunakan sebagai bahan pembuat suling, joran, dan barang kerajinan tangan; Schizostachyum blumei;
-- toi bambu yang tingginya mencapai 10 m, bergaris tengah 6 cm, dinding buluhnya tipis, tumbuh liar di Filipina, Sulawesi, Maluku hingga Irian Jaya atau Papua Nugini; Schizostachyum lima;
-- tutul bambu yang tingginya mencapai 12 m, berwarna hijau ketika muda dan berwarna tutul kecokelat-cokelatan setelah tua; Bambusa vulgaris;
-- uncue bambu yang tingginya mencapai 6 m, bergaris tengah 2—3 cm, berwarna hijau kekuning-kuningan, banyak terdapat di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat; Phyllostachys aurea